Al Baqarah 204

From   
"Dan setengah dari manusia ada yang menarik hati engkau kata-katanya dari hal hidup di dunia." Kata-katanya amat menarik, pandai dia membawakan diri, seakan-akan dia mengerti atau menaruh perhatian akan segala soal-soal yang penting. Seakan-akan dia turut memikirkan keselamatan manusia. Seakan-akan dia mempunyai maksud-maksud dan cita-cita yang baik; "Dan dia menjadikan Allah saksi atas apa yang dalam hatinya." Bahwa dia bermaksud jujur, dan untuk itu dia berani bersumpah membawa nama Allah, "padahal dia adalah sejahat-jahat musuh,"

Orang yang munafik kiranya orang ini. Manis mulutnya berkata-kata, karena manisnya orang dapat tertarik, dan kalau perlu nama Allah bisa dijadikannya saksi, bahwa dia seorang jujur. Tambah banyak dia bercakap, tambah banyak nama Allah disebut. Padahal dalam hati sanubarinya tersimpan rasa dendam dan permusuhan.

Mulut yang manis janganlah lekas dipercaya. Sebab lidah tidak bertulang. Orang dapat memutar-mutar lidah menurut keadaan, dan orang dapat memakai 1001 lidah untuk 1001 soal. Karena begitu pasangannya, dan ke mari begini. Semua yang dia ajak bercakap, timbul percaya karena pintarnya. Kepada orang yang berat kepada agama dia tidak berkeberatan berkata "Allah jadi saksiku", atau Demi Allah, Wallahi, Billahi, Tallahi. Sebab betapapun manis bercakap, pembuktian hanya dapat ditilik pada bekas perbuatan.
— Prof. Dr. Hamka (2001) "Tafsir Al Azhar Jilid 1" Singapura : Pustaka Nasional Pte Ltd. hal 475[1]
  1. 1