Bandara Kertajati

From   
Pemerintah pusat memastikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kerjatati, Kabupaten Majalengka, akan melayani mudik ke lima kota (Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan) dan pemberangkatan calon jemaah haji tahun ini. Bandara itu bakal mulai beroperasi 24 Mei 2018.

Pada 17 April 2018, Presiden Jokowi, didampingi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Direktur Utama PT BIJB, Virda Dimas Ekaputra, mengecek terminal bandara. Terminal seluas 92.280 meter persegi itu nyaris rampung. Garbarata, interior, toilet dan tempat check ini telah terpasang di terminal berlantai tiga tersebut.

Presiden mengapresiasi pembangunan bandara dalam dua tahun terakhir. Pada Januari 2016, Presiden hadir pertama di bandara dalam rangka pemancangan tiang perdana. "Pengerjaannya sudah sesuai target yang diberikan. Pada 24 Mei ini, bandara mulai dicoba (beroperasi)," kata Presiden yang datang menggunakan helikopter.

Dengan kapasitas penumpang hingga 5 juta orang, bandara seluas 1.100 hektar itu menjadi bandara terbesar kedua setelah Soetta di Tangerang. Bandara juga terhubung dengan Jalan Tol Cikopo - Palimanan dan direncanakan memiliki koneksi dengan kereta api.

Menhub Budi Karya mengatakan, untuk masa mudik Lebaran, setiap hari akan ada 10 sampai 20 penerbangan. Selama angkutan Lebaran sekitar 20 hari, penerbangan tambahan di Bandara Kertajati dapat mencapai 200-250 slot.

"Untuk pemberangkatan haji, nantinya ada lima penerbangan yang memberangkatkan calon jemaah haji asal Majalengka dan Kabupaten Sumedang," ujar Budi. Adapun asrama haji, menurut rencana, berada di dua hotel di Majalengka. Saat ini belum tersedia asrama haji di Majalengka.

Terkait jumlah maskapai, menurut Virda, belum ada kepastian. Rute penerbangan pun belum jelas. Meski demikian, lanjutnya, pembangunan bandara sudah 95 persen. Sebelumnya, disebutkan BIJB sudah bekerja sama dengan Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink, Lion Air, Wings Air, dan Batik Air.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin mengatakan, sebagai operator sisi udara Bandara Kertajati, pihaknya siap mengembangkan bandara. Landas pacu yang saat ini sepanjang 2.500 meter dipastikan bertambah 500 meter. "Pengerjaannya mulai Mei dan bisa dioperasikan Oktober mendatang," ujarnya.

Menurut dia, meskipun saat ini landas pacu belum mencapai 3.000 meter, pesawat ukuran besar, seperti Boeing 777, masih dapat mendarat. Namun, hal itu membutuhkan teknik pendaratan yang tepat dari para pilot. Untuk itu, pihaknya sedang membicarakan dengan Kementerian Perhubungan soal skenario pendaratan. Hal ini penting untuk mencegah risiko bagi bandara baru tersebut.
— IKI (18 April 2018) "Bandara Kertajati Layani Mudik dan Haji" Kompas. hal 21


Setidaknya 140 orang diterima bekerja di BIJB sebagai petugas keamanan, pengatur pergerakan pesawat, hingga pemandu penumpang. Salah satunya AF (21), warga Desa Cidulang, Kecamatan Cikijing, Majalengka. Dia diterima sebagai petugas kemanan penerbangan bandara. Tugas utamanya adalah menjamin keamanan dan dan keselamatan para calon penumpang di darat dan udara. "Rasanya bangga sekali. Perekrutan pada pertengahan 2017, yang mendaftar 7.000-an orang, diterima 46 orang." kata lulusan SMK itu, Selasa, 3 April 2018. AF bersama 45 orang lainnya mengikuti pendidikan dan latihan kebandarudaraan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang, Banten, selama sebulan.

Pemkab Majalengka juga mendapat berkah. Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (DPPTPM) Majalengka mencatat, hingga 2017 ada 28 perusahaan mengajukan proposal investasi. Salah satunya perusahaan sepatu berorientasi ekspor. Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaporan DPPTPM, Entang Sukarna, mengatakan, investasi pabrik sepatu itu 8 juta dollar AS dengan target serapan tenaga kerja hingga 5.000 orang. Menurut Entang, lapangan kerja diprediksi menyerap 154.989 pekerja pada pembangunan tahap pertama bandara. Kemudian, 399.680 pekerja pada tahap pengembangan. "Teman saya banyak dari Kertajati. Kami sudah tiga bulan kerja," ujar FHB (19), lulusan SMKN 1 Maja yang menjadi petugas keamanan bandara.

Direktur Utama PT BIJB, Virda Dimas Ekaputra, mengatakan, BIJB menyediakan lahan untuk pembangunan hotel berbintang 2, 3 dan 4. Hotel bintang 3 akan dibangun oleh BUMD Jabar. Adapun dua hotel lain ditawarkan kepada investor dengan skema bangun-guna-serah dengan jangka waktu maksimal 30 tahun. Virda menyatakan, BIJB bakal menjadi bandara pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan "aerocity" seluas 3.480 hektar. Di sekitar bandara akan ada perumahan, pusat teknologi, hingga pusat logistik. Bandara akan terhubung dengan jalur kereta api. Untuk itu, disediakan lahan 2 hektar di depan terminal.
— Abdullah Fikri Ahsri, Samuel Oktora (4 April 2018) "Bandara Internasional Jawa Barat : Yang Untung dan Buntung dari Pembangunan" Kompas. hal 1


Jumantara (36), petani Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, tampak galau. Tanah dan rumahnya masuk dalam rencana pembangunan akses jalan menuju bandara.

"Enam tahun lalu, saya pindah dari Desa Bantarjati ke Sukamulya. Tanah saya dulu sekarang sudah jadi bandara," katanya, akhir Maret 2018. Ketika tergusur dari tanahnya yang kini jadi bandara, ia mendapat penggantian Rp 147 juta untuk dua rumah di lahan seluas 560 meter persegi. Dengan uang itu, Jumantara tak bisa mendapat lahan dengan luas yang sama di Sukamulya. Uangnya hanya cukup untuk membeli lahan 280 meter persegi. "Sisanya tidak cukup untuk membangun rumah. Saya terpaksa utang Rp 30 juta kepada tetangga," ujarnya lirih.

Jika sebelumnya ia bekerja sebagai petani mandiri, di Sukamulya, Jumantara jadi buruh tani yang dibayar Rp 80.000 per hari. "Untung lahan di sini subur. Bisa dua kali tanam padi dan sekali palawija dalam setahun. Buruh tani seperti saya bisa punya banyak pekerjaan," katanya. Sukamulya terletak 35 kilometer dari pusat kota Majalengka. Produksi padi di desa itu sekitar 7 ton per hektar. Desa itu juga menjadi sentra cabai merah dengan produksi rata-rata 8,7 ton per hektar.

Desa Sukamulya yang luasnya 740 hektar sebentar lagi akan digunakan untuk pengembangan bandara agar mencapai target luas 1.800 hektar. Sukamulya menjadi desa terakhir setelah Desa Bantarjati, Sukakerta, Kertajati dan Kertasari yang dihuni ribuan keluarga tergusur pembangunan bandara. Berdasarkan data Desa Sukamulya, saat ini ada sekitar 1.000 orang bertahan di sekitar lokasi rencana pembangunan bandara.

"Tidak terbayang kalau harus pindah lagi. Tanah saya dulu dibeli Rp 50.000 per meter persegi. Sekarang tanah di luar desa mencapai Rp 6 juta untuk 14 meter persegi," ujarnya. Padahal 90 persen warga setempat adalah petani. "Nanti kalau sudah jadi bandara, saya enggak tahu akan kerja apa, tahunya cuma bertani," ujar Jumantara, tamatan sekolah dasar.
—Abdullah Fikri Ahsri, Samuel Oktora (4 April 2018) "Bandara Internasional Jawa Barat : Yang Untung dan Buntung dari Pembangunan" Kompas. hal 1