Bima: Difference between revisions

15 bytes added ,  3 years ago
Line 17:
Jepang datang di Sumbawa Besar pada 14 Mei 1942 dan datang di Bima pada 17 Mei 1942. Sultan, para pemimpin lokal dan seluruh penduduk menyambut kedatangan tentara Jepang. Sultan menyerahkan tahanan orang-orang Belanda kepada tentara Jepang.
 
Sejak saat itu, Bima pun menjadi sasaran pengeboman tentara sekutu, sehingga pusat kerajaan dipindahkan ke kampung Dodu. Bahan makanan pokok sulit didapat karena diangkut habis untuk keperluan logistik tentara Jepang. Penduduk Bima banyak yang dijadikan Romusha. Sultan diminta pemerintah Jepang untuk menyediakan Jugun Ianfu. Sultan menolak permintaan tersebut. Sultan menyarankan dan menganjurkan kepada para orang tua agar segera menikahkan anak gadis mereka. Perkawinan pada masa itu dikenal masyarakat Bima dengan istilah nika baronta (nikah berontak). Dengan usaha seperti itu, tentara Militer Jepang mengurungkan niatnya.<ref name="s"/>
 
=== Akhir masa pendudukan Jepang ===