Pulo Mas: Difference between revisions

 
Line 10:
Sedangkan pada perlombaan yang akan digelar 21 Juni 1972, untuk menjaga mutu lomba, para joki akan didatangkan dari luar negeri dengan kuda pacuan jenis thoroughbred asal Australia. Mutu ini perlu dijaga agar dapat bersaing dengan lomba sejenis di Singapura dan Malaysia. Indonesia sendiri pada saat itu baru memiliki 20 joki yang sedang mengikuti pendidikan khusus untuk memperoleh sertifikat. Gaji tetap joki Rp 200.000 per bulan.||| JPE (14 Juni 2018) "Arsip Kompasdata : Pacuan Kuda Pertama di Pulo Mas - Kompas 14 Juni 1971" Kompas. Hal 15}}
 
{{Cquote|Indonesia menantikan sertifikasi kawasan bebasabebas penyakit kuda dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Sertifikat tersebut dibutuhkan agar Indonesia dapat menyelenggarakan kompetisi ketangkasan berkuda (equestrian) pada Asian Games 2018.
 
Presiden Direktur PT Pulo Mas Jaya, Bambang Mursalin, selaku penanggung jawab pembangunan Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP), mengatakan, untuk mendapat sertifikat kawasan bebas penyakit kuda (EFDZ), Indonesia dan OIE perlu menganalisis dan mengevaluasi penyakit kuda yang pernah muncul di Jakarta dan daerah penyangga, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.