Jump to content

Demak: Difference between revisions

1,837 bytes added ,  3 years ago
no edit summary
No edit summary
No edit summary
Line 6:
Pada sekitar tahun 1500, Demak memutuskan hubungan sebagai vassal dari Majapahit. Raden Patah memproklamasikan berdirinya Kesultanan Demak. Raden Patah menjadi sultan pertama dengan gelar "Sultan Akbar Al Fatah Amirul Mukminin, Senopati Jimun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama". Menanggapi proklamasi ini, para patih di pantai utara Jawa, umat muslim, dan para Wali Songo ikut mendukung berdirinya kesultanan baru ini.
 
=== Ekspansi wilayah ===
Demak berhasil menguasai Mataram (Pengging), pusat kekuasaan Hindu di Jawa. Setelah itu, Demak berfokus ke arah Jawa Barat dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Syarif Hidayatullah (Fatahillah), seorang ulama dari Pasai.
 
Fatahillah berasal dari Pasai. Ia berangkat ke Makkah untuk melaksanakan Haji. Ketika ia kembali pulang, Pasai telah dikuasai Portugis. Oleh karena itu, ia tidak pulang ke Pasai, melainkan pindah menetap di Demak. Di Demak, ia aktif menjadi pengajar Islam. Karena aktivitas mengajarnya ini, ia mengenal Sultan Trenggono, hingga menikahi adik perempuannya Sultan Trenggono.
 
Pasukan Fatahilah berhasil menguasai Cirebon dan Banten pada 1526<ref name="awh"/>. Setelah itu, pasukan Fatahillah berhasil mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa pada tahun 1527. Demak juga berusaha melawan Pajajaran, karena Pajajaran bersekutu dengan Portugis waktu itu.
 
Setelah menguasai beberapa daerah di Jawa Barat, Sultan Trenggono mengangkat Fatahillah sebagai penguasa di Jawa Barat, dengan Banten sebagai pusat. Demak kemudian mengalihkan fokus ke arah Jawa Timur : Blambangan, Panarukan dan Girindrawardhana (perebut takhta Majapahit). Sultan Trenggono secara langsung memimpin pasukannya ke Jawa Timur. Ia berhasil merebut Blambangan. Namun, ketika ia hendak melanjutkan perjalanan untuk menyerang Panarukan, ia dibunuh oleh pengawalnya sendiri di Pasuruan.
 
=== Hubungan ===
Demak bersekutu dengan Aceh untuk melawan Portugis di Malaka pada 1511. Dua serangan telah dilakukan pada tahun 1512 dan 1521, namun gagal.
 
Pangeran Samudra dari Banjarmasin meminta pertolongan Demak untuk melakukan mediasi konflik antara Pangeran Samudra (Banjarmasin) dan Pangeran Tumenggung. Demak bersedia membantu, hingga sampailah kesepakatan bahwa Pangeran Tumenggung mengakui Pangeran Samudra.
 
=== Penguasa ===
 
 
Cookies help us deliver our services. By using our services, you agree to our use of cookies.